…just random stuff of an awesome life.

Friday, December 11, 2015

Mengeluh

"Agama tidak melarang kita mengeluh, lebih-lebih kalau keluhan ditujukan pada Allah sambil berusaha. Ketika itu keluhan menjadi tanda optimisme. [...] Manusia mengeluh karena dia mengharap, dan pada saat dia mengharap - apalagi kalau kepada Allah - sebenarnya telah memenuhi jiwanya dengan optimisme." 
- M. Quraish Shihab dalam Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al-Qur'an, 257.

Friday, October 23, 2015

Dibalik Kabut Asap

Baru kali itu saya mendapati bernafas sebagai sebuah ambiguisitas.
Setiap makhluk hidup tidak mungkin tidak membutuhkannya, namun melakukannya tidak lain menimbun resiko baik jangka pendek maupun panjang terutama bagi kesehatan.
kondisi udara di desa Muara Dua, 29 September 2015

Thursday, October 22, 2015

Bukan di Antah-Berantah

Atas minyak, bawah minyak. 
Demikian slogan yang seringkali terdengar untuk menggambarkan provinsi sekaligus tuan rumah KKN Kebangsaan 2015.
Tak ayal, Riau membuktikannya sepanjang perjalanan dari Batalyon menuju kantor kecamatan; tempat seluruh kelompok wilayah kecamatan Siak Kecil berkumpul sebelum menuju desa masing-masing.
Pemandangan hijau di sisi kanan maupun kiri didominasi oleh perkebunan sawit yang luas. Sangat luas. Sesekali terlihat mesin berat, entah apa namanya, yang berfungsi dalam pengolahan minyak. Tidak luput pipa-pipa panjang nan berdiameter besar yang menghiasi pinggir jalan.

Thursday, October 08, 2015

Inspired #1

Reading is a way to explore the world with not even a step need to be taken,
but without بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَق " , we could be misguided.
While writing allows us to communicate through time and space. 



Date: 8th of October, 2015
Location: Gramedia Book Store
In frame: Rifqa Ayudiah Choirun Nisak
Inspiration: : Q.S. Al-'Alaq:1-5

Tuesday, October 06, 2015

Halo, jiwa-jiwa korsa!

Tiga puluh hari di desa pada akhirnya berlalu.
Sepasang kaki ini kembali menginjakkan diri di rumah dan menyapa sepi.
Meskipun awalnya memakan waktu untuk beradaptasi, tidak dapat dipungkiri beberapa hal kini justru dirindukan. Bahkan terimakasih pada pengalaman tersebut, diri ini mendapat kesempatan untuk mengenal Indonesia lebih jauh, mendapat banyak teman baru, dan akhirnya dapat menyaksikan, mendengarkan, serta merasakan langsung apa yang selama ini hanya digambarkan oleh media yang belum tentu kebenarannya.

Sunday, July 12, 2015

Dear Athira..


It's been years and still counting. How are you? I hope you, your siblings -- which I am sure have grown into teens now -- and your parents are in the finest condition wherever all of you are. Do you still remember me? I just, once again, want to thank you (: knowingly or not, you've taught me valuable lessons. The most memorable one is tolerance. I can't forget how you kindly accompany me going to the toilet to take wudhu, a ritual washing performed by Muslims before prayer. One of the part of the body which needs to be washed is foot and as a public school in a muslim minority country, there is no special facility to take wudhu which leaves the sink as an option. I had to lift my foot one by one and put it under the tap. Honestly, I was and still find it uncomfortable whenever people see me doing that though I understand they might find it strange because they just unusually see it. I know that you also found it strange at first but later, that became one of the time we worked together as a team. You helped to cover me by stand by on the door and make sure no one comes in to the toilet before I have done taking wudhu. Yet, you still patiently wait until I have done taking prayer at the beginning of lunch time in an unused room in the library. You see, how could I not possibly miss you so bad? That is still not included how we spend most of the time together at school, class' camp in Victor Harbour, your house when I visited there for unknowingly the first and last at the same time, and how we share stories to each other. You are really a pleasure to be (best)friend with and will never be forgotten. I am truly sorry for what I haven't but should be done as friend. I hope to meet you again someday even though you might hardly remember me. Please take care of yourself whenever and wherever you are. 
Sincerely,
your only Indonesian ex-classmate in Adelaide Secondary School of English.

Sunday, January 11, 2015

Stranger

(noun) a person whom one does not know or with whom one is not familiar.

Referring to what is already defined above,
I am doubtless that none of us never met one,
or even been one of them.
Especially when you're going away from home,
getting yourself lost to unknown places you want to explore,
making yourself a stranger in the middle of strangers.

Dengan segala teka-teki diantara keasingan terhadap satu sama lain, ada yang memilih untuk hanya diam. Menebak-menebak atau bahkan tak mengacuhkan sama sekali segala pertanyaan yang muncul dalam benak.
Ada yang entah karena terbawa budaya, menanggapi keingintahuan, membunuh bosan, atau sekedar basa-basi sehingga membuka percakapan dengan pertanyaan-pertanyaan umum, membagi kisah sebagian sisi kehidupan, menawarkan makanan ringan yang dibawa, atau melakukan bentuk ramah-tamah lainnya.
Diluar itu, selalu ada yang tidak diduga-duga. Ada yang menjadikanmu merasa malang, namun ada pula yang membuatmu merasa bersyukur karena uluran tangan yang tak memandang "siapa" sebagai persoalan.

So, which stranger have you met?
or..
which one are you?

Perjalanan tidak hanya menjadi tempat-tempat baru yang dijelajahi, pemandangan-pemandangan yang dibingkai melalui lensa, atau ragam rasa yang dikecap oleh lidah, namun juga cerita yang lebih hidup karena mereka yang menyandang predikat "asing" membuatmu tidak memainkan peran sendiri dan membantu membentuk kesan atau bahkan mendapat pelajaran dari lelah letihnya langkah-langkah kakimu.