…just random stuff of an awesome life.

Friday, April 04, 2014

Life, the practice of decision making theory

Sebuah rahasia umum bahwa hidup adalah pilihan.
Memilih, berarti sedikitnya terdapat dua pilihan dan akan ada yang tidak dipilih.
Tapi.. tidak selalu yang tidak dipilih merupakan yang tidak diharapkan untuk dipilih, bukan?

Bingung? Then you have two options: continue the reading or leave it. Hehe

Ya, memilih berarti menjadikan satu sebagai pilihan dan melepaskan yang lain. Atau mungkin.. mengorbankan?
Hm :)
Berarti, bisa dikatakan juga bahwa hidup adalah pengorbanan ya?
-Silahkan berargumentasi, bukan karena asas demokrasi, tapi atas dasar hak insani yang tercantum dalam kitab suci (hifdzu al-'aql)-

Dikatakan berkorban karena pada umumnya dipahami bahwa sesuatu yang dikorbankan merupakan hal yang berharga, yang membuat kita berpikir berulang kali dan sebijak mungkin untuk mengorbankannya. Jadi, bukan yang saya maksud apabila hanyalah melepaskan sesuatu begitu mudah/ringan/remehnya tanpa rasa berat hati.

Berat? :) Yahh..


Mungkin kita terlena dan lupa.

Terlena dalam men-'Tuhan'-kan diri atas pilihan yang kita buat. Berasumsi bahwa kita lebih tahu, bahwa "ini" lebih baik daripada "itu".
Bukankah tidak ada yang abadi di dunia fana ini? Bahwa segala sesuatunya akan tiada pada saatnya dan diciptakan secara seimbang. Ada datang, ada pergi. Ada senang, ada sedih. Ada hitam, ada putih.


Begitulah aku, (hanya) manusia, sama halnya dengan kalian :)


"Wajar", "Manusiawi",
itu yang sering menjadi dalih untuk bersedih,

menjadi alasan untuk menghidupkan kekecewaan,
karena terdapat sebuah anugerah bernama hati, katanya.
Akan tetapi, apakah berlarut-larut dalam ke-"wajar"-an tersebut patut dianggap sebagai tindakan menaruh iba pada diri sendiri?
Menjalankan pilihan yang "bukan pilihan" saja cukup membutuhkan perjuangan, dan bahkan mungkin menguras tenaga untuk melawan hati, apalagi semakin dibebani dengan berbagai sugesti negatif berwujud keluh kesah.

Sekali lagi,

it's your choice. Backtrack or move on.
Time wait for no man, readers :)

"Gampang berkata, sulit melaksanakannya!" bantah si stereotype.

"Lalu bagaimana akan terlaksana jika hanya berdiam mengasihani diri?" balas si positive thinking.

Well,
hidup adalah pilihan.

Pilihan membawa keniscayaan bernama pengorbanan.
Pengorbanan memberikan pelajaran.
Tak mau belajar dan/atau mengambil pelajaran, untuk apa hidup?

All in all,

Let's get a life :)
Get out of our shells and breakout!



n.b: try this..
Face the mirror then say "Halo, masalah besar. Aku punya Allah yang jauh lebih besar!" out loud :)

2 comments: