…just random stuff of an awesome life.

Friday, March 15, 2013

Nggak sekedar ngampus #1: Kuliah

Lolos seleksi?
Masuk perguruan tinggi?
Selamat!
Anda beruntung. Karena masih banyak tersebar di berbagai penjuru tanah air, manusia seusia anda yang bahkan memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi pun tidak.


Anonymous bilang, kalau perjalanan hidup itu kayak skripsi. Struktural dan sistematis. hehe.
Maka, anda memasuki...

Chapter baru.

Selamat tinggal piket,
selamat tinggal ranking,
selamat tinggal seragam,
selamat tinggal sepatu hitam,
selamat tinggal upacara wajib,
selamat tinggal keharusan membeli buku,
selamat tinggal terkunci diluar pagar sekolah/menghadap bimbingan konseling karena terlambat,
selamat tinggal berpura-pura ke UKS dengan alasan tidak enak badan untuk membolos dari pelajaran yang membosankan,
selamat tinggal senja yang hampir setiap 6 hari dalam seminggu menjadi saksi melepas lelah bersama kawan
selamat tinggal rasa kekeluargaan dan semangat kekompakan kelas,
selamat tinggal curi-curi pandang pada pujaan hati,
selamat tinggal adek-adek kelas yang menyapa di lorong sekolah,
selamat tinggal petugas cleaning service yang selalu membalas senyum dengan ikhlas,
selamat tinggal ... (apalagi yah? hehe)
semoga bertemu kembali di lain kesempatan yang lebih indah :)

Momen yang menjadi momok bagi sebagian besar pelajar menengah keatas telah berhasil dilalui, apalagi kalau bukan seleksi masuk perguruan tinggi.
Dalam kata lain, sudah menyandang status "maha" sebagai siswa. Ya, mahasiswa.

Halo wajah-wajah baru,
Hai jas almamater,
Hai kebebasan individu,
Selamat datang tuntutan proaktif,
Selamat datang berfikir kritis,
Selamat datang SKS dan IP,
Ah..

Strata 1, atau lebih dikenal dengan S1, pada umumnya berlangsung selama 4 tahun. Waktu yang cukup. Cukup untuk apa?
Analogikan dengan eksperimen ilmu pengetahuan alam saat jaman sekolah dasar dulu, menanam biji kacang hijau di dalam gelas plastik air mineral beralaskan kapas basah. (masih inget nggak? hehe)
Mahasiswa, sosok yang diidealkan sebagai bibit dari generasi berikutnya, dari harapan bangsa, dari masa depan negara.
Kampus, tidak lain seperti gelas plastik air mineral yang berfungsi (hanya) sebagai wadah.
Dosen, BEM, perpustakaan, dan fasilitas-fasilitas lainnya, tidak jauh berbeda seperti kapas basah yang berfungsi sebagai fasilitator atau media tumbuh dan kembangnya biji kacang hijau.

4 tahun bukan waktu yang sebentar,
sayang apabila proses serta perjuangan selama itu sekedar berbuah gelar.
Seringkali disampaikan, tidak hanya oleh satu/dua/tiga dosen, bahwa kuliah pada kenyataannya memang tidak murah, namun nilai atau pun gelar tidak ada harganya apabila tidak mempunyai attitude. (ngerti dong maksudnya ;) )
Maka dari itu, 4 tahun menjadi momen yang krusial bagi pembentukan karakter dan kepribadian calon penerus bangsa.
Dalam jangka waktu yang cukup lama tersebut, alangkah lebih baik dimanfaatkan untuk memupuk diri menjadi orang yang "bernilai tinggi" (ceilee :D), karena saat kita mempunyai nilai yang tinggi, insyaAllah dengan sendirinya banyak pihak yang akan menyukai sekaligus membutuhkan kita.
Syukur-syukur kalo ilmu yang telah 'ditimba' selama kuliah tersebut di kemudian harinya dapat memberi manfaat kepada umat. Bukankah memang itu tujuannya?
Jangan lupa.. 'Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama' :)

No comments:

Post a Comment