…just random stuff of an awesome life.

Tuesday, July 08, 2014

Galau 2014.

Layaknya sebuah penyakit, ia merambah dan meracuni banyak kalangan masyarakat. Tapi apa sebenarnya arti galau?
Apabila menengok kamus, ia diartikan sebagai keadaan pikiran yang kacau tidak karuan.
Merujuk pada pengertian tersebut, maka dapat diartikan saya sedang dilanda kegalauan.
Mungkin juga sekian banyak penduduk Indonesia yang lain, terlebih sesama pengguna hak pilih pertamanya yang acuh terhadap masa depan negeri dengan tidak berkeinginan menyia-nyiakan kesempatan untuk menentukan pemimpin bangsa selama lima tahun kedepan. 
Ya, saya sedang tenggelam dalam kegalauan pada pemilihan umum calon presiden dan calon wakil presiden 2014.


Masing-masing calon memiliki kelebihan dan kekurangan,
setiap pemilik hak pilih pun mempunyai sudut pandang dan pertimbangannya sendiri.
Tentu tidak semuanya seperti saya,
mungkin sebagian tanpa ragu telah menjatuhkan pilihan pada salah satu calon pasangan,
namun yang memprihatinkan adalah saat jatuhnya pilihan tersebut menjadi sesuatu yang saya lihat sebagai 'kebrutalan'.

Ya, brutal.

Saat keburukan diada-adakan,
saat informasi yang belum tentu kebenarannya disebar-sebarkan,
saat tali silaturahmi putus hanya karena perbedaan suara.

Kian hari menjelang pemilihan umum,
kian sulit mendapatkan informasi terpercaya sebagai referensi dalam menentukan pilihan
kian banyak orang yang piawai dalam merangkai cerita
kian ramai hujatan yang saling bersaut-sautan
kian banyak jiwa-jiwa yang terasuki fanatisme
kian redup pula sila ke-3 dalam kehidupan nyata.

Padahal, momen krusial bagi masa depan negeri ini semakin dekat.
Apabila dimaksudkan sebagai waspada, bukan berburuk sangka, fenomena semacam ini sangat mungkin kemudian dimanfaatkan oleh pihak-pihak oportunitis untuk meraup keuntungan dari gejolak politik yang terjadi di dalam negeri. Entah untuk memakmurkan diri atau memperkuat posisi negaranya dalam politik internasional.
eh.. maaf, jadi terbawa kerangka berpikir dalam kuliah ._.

Kadang saya bertanya-tanya..
apa untungnya bertegang urat atau bahkan otot seperti itu?
dapat apa sih orang-orang itu sampai bela-belain seperti itu?
mereka siapanya para calon yang dibela-belain?
memangnya apa yang sudah calon yang dibela-belain itu lakukan untuk mereka?
ah.. tauk deh, gelap :3

Belum lagi objektifitas dalam media yang semakin "mahal".
Agaknya benar apa yang dikemukakan oleh Robert Cox, dengan sedikit revisi,
Media is always for someone and some purposes.
Jadi, kritis itu suatu keperluan terlebih bagi anda yang masih mendambakan objektifitas dalam mengkonsumsi informasi terkait pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden mendatang.

Tiap warga negara telah mendapatkan hak pilihnya,
cukuplah gunakan hak pilih tersebut dengan menjatuhkan pilihan sebijak mungkin dan hargai perbedaan sudut pandang.
Kalau pun turut ber-"hura-hura" (baca: kampanye) dalam pesta demokrasi tersebut, mohon lakukan dengan fair play dan tanggung jawab.

No comments:

Post a Comment