Lorong
sekolah di lantai dua itu menjadi saksi bisu sebuah kebencian pada suatu jam
istirahat makan siang. Tidak ada orang selain dua siswa yang berjalan
berlawanan arah; seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Bukan, yang
akan digambarkan bukanlah adegan layar kaca dimana keduanya bertabrakan lalu
salah satunya menjatuhkan buku dan akhirnya saling jatuh cinta. Akan tetapi
sebuah drama dalam panggung sandiwara yang nyata; fenomena sosial yang tidak
jarang berujung menjadi berita. Anak perempuan tersebut tidak pernah mencari
atau bahkan membuat masalah di sekolah khususnya dengan anak laki-laki
tersebut. Ia hanya mengambil sebuah langkah dalam prosesnya; menaati perintah
untuk menutup aurat, ketika tiba-tiba penutup kepalanya ditarik dari belakang.
Lalu siapa lagi yang hendak dicurigai? Anak perempuan tersebut hanya terdiam
merapikan kembali penutup kepalanya dan menoleh ke belakang dengan penuh heran.